Mengenal Uji Kuat Lentur Beton: Tujuan, Prosedur, Alat, dan Cara Kerjanya
Ingin memastikan struktur beton Anda cukup kuat menahan beban lentur? Uji kuat lentur beton adalah jawabannya.
Prosedur ini menjadi bagian penting dalam penilaian mutu beton, khususnya untuk mengetahui apakah elemen struktural seperti balok mampu menahan momen lentur yang timbul akibat pembebanan dari atas.
Tanpa uji ini, Anda bisa saja membuat struktur yang “tampak kokoh” tapi ternyata tidak cukup andal menahan tegangan tarik pada bagian bawah balok. Uji kuat lentur beton membantu menghindarkan Anda dari risiko kegagalan struktur yang bisa berdampak serius di lapangan.
Apa Itu Uji Kuat Lentur Beton?

Secara sederhana, uji kuat lentur beton adalah untuk bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan tarik pada bagian bawah balok beton saat dikenai beban dari atas.
Ketika balok dibebani di tengah, bagian atas akan mengalami tekan, sementara bagian bawah mengalami tarik. Jika kuat lentur beton tidak mencukupi, maka balok bisa mengalami retak hingga patah.
Nah, dari sinilah pentingnya pengujian kuat lentur, karena kekuatan tekan saja tidak cukup untuk menilai kualitas beton secara keseluruhan.
Mengapa Uji Kuat Lentur Beton Itu Penting?

Beton memang sangat kuat menahan tekanan, tapi lemah terhadap gaya tarik.
Apalagi pada elemen struktural seperti balok dan pelat lantai yang bekerja menahan beban secara horizontal. Gagal dalam perhitungan gaya lentur bisa berujung pada keruntuhan.
Pengujian kuat lentur berbeda dengan uji tarik beton yang langsung dilakukan dengan menarik spesimen beton hingga putus. Uji ini sangat sulit dilakukan karena beton cenderung rapuh.
Makanya, pengujian kuat lentur digunakan sebagai solusi tidak langsung untuk menilai kekuatan tarik tersebut. Hasil uji lentur dapat digunakan untuk memperkirakan karakteristik tarik beton secara lebih praktis dan aman.
Tujuan Uji Kuat Lentur Beton

Tujuan dari uji ini bukan hanya formalitas atau pemenuhan dokumen teknis.
Lebih dari itu, Anda bisa mendapatkan informasi penting seperti:
- Kekuatan beton dalam menahan beban lentur.
- Evaluasi kualitas material beton.
- Penilaian kelayakan desain struktur balok.
- Dasar pengambilan keputusan dalam perbaikan atau peningkatan mutu beton.
Dengan kata lain, uji ini bisa jadi acuan teknis sebelum konstruksi benar-benar dibangun atau diperbaiki.
Prinsip Kerja Uji Kuat Lentur Beton

Prosesnya sebenarnya cukup sederhana, tapi memerlukan ketelitian tinggi.
Spesimen beton berbentuk balok diletakkan di atas dua tumpuan. Kemudian, beban diberikan secara merata melalui dua titik di bagian atas balok, membentuk sistem pembebanan dua titik.
Ketika beban diterapkan, balok akan melentur. Beban maksimum yang tercatat sesaat sebelum beton patah menjadi data utama dalam perhitungan kuat lentur (fₐ), yang dinyatakan dalam satuan Mega Pascal (MPa).
Peralatan yang Digunakan
Untuk melakukan uji kuat lentur beton ini, Anda memerlukan beberapa alat penting, di antaranya:
- Mesin tekan beton: Alat utama yang dilengkapi sistem pembebanan dua titik.
- Digital load indicator atau alat pembaca beban: Untuk memantau dan mencatat pembacaan beban.
- Perletakan dan titik pembebanan berbahan baja: Harus dipasang dengan tepat agar distribusi beban merata.
- Jangka sorong & alat ukur panjang: Digunakan untuk mengukur dimensi benda uji dengan presisi.
- Timbangan digital: Untuk mencatat berat beton sebelum diuji.
Kalibrasi alat wajib dilakukan untuk memastikan hasil yang akurat. Jangan pernah abaikan detail ini, karena bisa mempengaruhi keandalan data.
Spesifikasi Benda Uji
Benda uji yang digunakan berbentuk balok dengan ukuran standar:
- Lebar: 15 cm
- Tebal: 15 cm
- Panjang: 53 cm
Jumlah minimum benda uji: 3 buah dengan campuran beton yang sama. Semakin banyak, semakin baik akurasinya. Selain itu, benda uji harus dibuat sesuai prosedur pembuatan dan perawatan dari SNI 03-2493-1991, yang mengatur tentang pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Uji
Berikut alur pengujian yang bisa Anda ikuti sesuai dengan SNI 4431:2011:
1. Persiapan Awal
- Ukur dimensi benda uji (tinggi, lebar, dan panjang bentang antar tumpuan).
- Timbang spesimen dan catat hasilnya.
- Tandai lokasi perletakan dan titik di sepertiga bentang
- Pastikan mesin dalam kondisi optimal dan siap digunakan.
2. Pemasangan Benda Uji
- Tempatkan benda uji di atas dua perletakan yang sudah disiapkan dengan jarak tertentu (biasanya 45 cm untuk balok 15x15x53 cm).
- Pastikan permukaan perletakan rata dan tidak miring
- Letakkan batang pembebanan di posisi yang sesuai, yaitu pada sepertiga panjang bentang dari kedua sisi.
3. Proses Pembebanan
- Aktifkan mesin tekan beton.
- Terapkan beban secara bertahap dengan kecepatan sekitar 8–10 kg/cm² per menit.
- Kurangi kecepatan saat mendekati titik patah
4. Pencatatan Data
- Catat beban maksimum saat beton patah.
- Ukur dimensi patahan dan jarak dari tumpuan.
- Hitung nilai kuat lentur berdasarkan rumus SNI.
Cara Menghitung Nilai Kuat Lentur Beton

Berikut panduan menghitung nilai kuat lentur beton:
Rumus Kuat Lentur Beton
Terdapat dua rumus kuat lentur beton, tergantung pada posisi retakan:
1. Jika retakan berada di pusat bentang (daerah 1/3):
2. Jika retakan berada di luar pusat namun masih <5% dari panjang bentang:
Keterangan:
- σ = Kuat lentur (MPa)
- P = Beban maksimum (ton)
- l = Jarak antara dua tumpuan (mm)
- b = Lebar benda uji (mm)
- h = Tinggi benda uji (mm)
- a = Jarak titik retak ke tumpuan terdekat (mm)
Catatan:
Kalau retak terjadi jauh di luar 1/3 bentang, hasil uji tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Tips penting saat melakukan uji kuat lentur:
- Gunakan benda uji yang sudah cukup umur (biasanya 28 hari).
- Pastikan alat dan sistem pembebanan sudah dikalibrasi.
- Lakukan pengujian di laboratorium dengan suhu dan kelembaban terkontrol.
- Jangan tergesa saat pembebanan—laju yang konstan lebih penting dari kecepatan.
Laporan Uji: Apa Saja yang Harus Dicatat?
Untuk dokumentasi hasil uji, pastikan Anda mencatat:
- Nomor dan nama spesimen uji
- Tanggal pembuatan & pengujian
- Dimensi dan berat beton
- Beban maksimum
- Nilai kuat lentur akhir (dalam MPa)
- Nama teknisi & penanggung jawab pengujian
- Identitas laboratorium penguji
Uji kuat lentur beton adalah langkah penting dalam menjamin mutu struktur balok dan elemen horizontal lainnya. Dengan prosedur yang tepat, alat yang sesuai, dan teknik pelaksanaan yang akurat, Anda bisa mendapatkan data kuat lentur yang benar-benar bisa diandalkan.
Pengujian ini akan membantu Anda menghindari kesalahan desain, kegagalan konstruksi, atau bahkan potensi kecelakaan kerja. Gunakan alat uji berkualitas seperti Hydraulic Concrete Beam Test atau alat pengujian beton lainnya dari PT Garuda Teknik Asia.
Alat ini sudah digunakan banyak laboratorium teknik sipil di seluruh Indonesia, lengkap dengan sistem pembebanan dua titik sesuai standar SNI Pengujian kuat lentur beton. Segera lengkapi laboratorium Anda dengan peralatan uji terbaik!