Daftar SNI Pengujian Tanah Lengkap dan Terbaru
Mau mulai proyek konstruksi tapi belum tahu standar yang benar untuk pengujian tanah di lapangan? Anda wajib tahu tentang SNI pengujian tanah agar setiap tahap pekerjaan tanah Anda sesuai dengan standar nasional dan tidak berisiko gagal.
Standar ini jadi pedoman mutlak untuk memastikan kualitas tanah sebelum dibangun atau direkayasa. Dengan memahami SNI pengujian tanah, Anda bisa memastikan semua parameter penting, seperti kekuatan, kepadatan, hingga kestabilan tanah, sudah diperiksa dengan benar.
Yuk, kita bahas lengkap di artikel ini.
Kenapa SNI Pengujian Tanah Itu Penting?

Setiap proyek konstruksi, baik itu gedung, jembatan, maupun jalan raya, berdiri di atas tanah. Kalau fondasinya lemah, bangunan bisa amblas, miring, bahkan runtuh. Inilah alasan kenapa SNI pengujian tanah begitu krusial.
SNI atau Standar Nasional Indonesia menjadi panduan resmi untuk pengujian tanah di laboratorium atau lapangan yang telah diakui dan digunakan secara luas oleh para profesional teknik sipil di seluruh Indonesia.
Dengan mengacu pada standar ini, Anda tidak hanya memastikan kualitas, tetapi juga meminimalkan risiko kegagalan struktur di masa depan.
Daftar SNI Pengujian Tanah

Berikut ini 15 daftar pengujian tanah lengkap dan terbaru yang wajib Anda ketahui:
1. SNI 03-1742-1989 – Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah
Metode ini digunakan untuk mengetahui kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum dari suatu jenis tanah menggunakan alat Proctor ringan (Proctor standar). Pengujian dilakukan dengan memadatkan tanah dalam tiga lapisan menggunakan tumbukan 2,5 kg dari ketinggian 30 cm.
Tujuan utama dari uji ini adalah untuk mengetahui kondisi ideal pemadatan di lapangan yang sesuai standar, agar tanah mampu menahan beban bangunan secara aman dan stabil. Hasil pengujian ini menjadi acuan saat proses pemadatan di proyek konstruksi, agar tidak terjadi pemadatan yang kurang (undercompaction) atau berlebihan (overcompaction).
2. SNI 03-1743-1989 – Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah
Berbeda dari metode sebelumnya, pengujian ini menggunakan energi pemadatan yang lebih tinggi dengan tumbukan seberat 4,5 kg dari ketinggian 45 cm, dikenal sebagai Proctor modifikasi atau berat.
SNI ini dirancang untuk menyimulasikan kondisi pemadatan yang lebih ekstrem, cocok digunakan pada proyek-proyek infrastruktur besar seperti jalan raya, landasan pacu, atau gedung bertingkat yang memerlukan daya dukung tanah lebih tinggi.
Data dari pengujian ini membantu Anda menentukan metode dan alat berat apa yang diperlukan untuk mencapai kepadatan optimal di lapangan.
3. SNI 03-1744-1989 – Metode Pengujian CBR Laboratorium
CBR atau California Bearing Ratio adalah metode untuk mengukur daya dukung relatif tanah atau bahan dasar jalan dibandingkan dengan material standar. SNI ini mengatur cara melakukan uji CBR di laboratorium dengan memadatkan sampel tanah, lalu menekannya menggunakan pelat logam untuk melihat seberapa besar daya tahan tanah tersebut.
Hasil pengujian ini sangat penting untuk menentukan ketebalan lapisan perkerasan jalan atau landasan pacu.
4. SNI 03-1966-1990 – Metode Pengujian Batas Plastis
Pengujian ini menentukan kadar air minimum di mana tanah mulai menunjukkan sifat plastis (dapat dibentuk tanpa retak atau patah). Artinya, Anda bisa tahu kapan tanah mulai berubah bentuk saat diberikan tekanan.Â
Dalam metode ini, tanah digulung hingga diameter 3 mm untuk melihat apakah masih bisa dibentuk tanpa hancur. Nilai batas plastis ini sangat penting dalam desain fondasi agar tidak terjadi deformasi yang berlebihan.
5. SNI 03-1967-1990 – Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande
Batas cair adalah kadar air saat tanah mulai kehilangan kekuatannya dan berubah perilaku menjadi lebih lunak. Dengan alat Casagrande, Anda bisa mengetahui kapan tanah kehilangan kekuatannya akibat kadar air berlebih. Tes ini memberikan insight yang berguna untuk mengklasifikasikan jenis tanah dan menentukan apakah tanah Anda aman untuk dijadikan dasar bangunan atau perlu distabilisasi dulu.
6. SNI 03-1976-1990 – Koreksi Pemadatan Tanah dengan Agregat
Kadang, tanah mengandung kerikil atau batuan besar yang mempengaruhi hasil pengujian pengujian kepadatan di laboratorium. SNI ini memberikan metode koreksi agar hasil tetap akurat, meskipun tanah tidak homogen. Ini penting untuk proyek jalan yang menggunakan campuran tanah dan agregat.
7. SNI 03-2828-1992 – Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir
Ingin tahu apakah tanah yang sudah dipadatkan di lapangan sesuai target? Gunakan metode konus pasir ini. SNI ini mengatur cara mengukur kepadatan aktual tanah dengan mengisi lubang galian menggunakan pasir standar, lalu membandingkan dengan berat tanah yang digali. Tes ini penting untuk memastikan hasil pemadatan di lapangan sesuai standar teknis, bukan hanya berdasarkan pengujian laboratorium.
8. SNI 03-3420-1994 – Pengujian Kuat Geser Langsung Tanah
Uji ini mengukur kekuatan tanah terhadap gaya geser menggunakan alat geser langsung. Tes ini bisa dilakukan dengan atau tanpa drainase tergantung kondisi proyek (UU, CU, atau CD). Hasilnya berguna untuk menganalisis kestabilan lereng, daya dukung tanah atau desain struktur seperti dinding penahan tanah.
Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium dengan alat khusus yang mengukur gaya horizontal maksimum yang bisa ditahan tanah.
9. SNI 03-3423-1994 – Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer
Ukurannya penting! Terutama dalam menentukan klasifikasi tanah berdasarkan butiran halusnya seperti lempung dan lanau. Metode ini digunakan untuk mengetahui distribusi ukuran partikel pada tanah yang lolos ayakan No. 200.
Hasil analisis ini sangat penting dalam menentukan jenis tanah, merencanakan sistem drainase, serta memilih tipe fondasi yang sesuai dengan kondisi tanah setempat.
10. SNI 03-3637-1994 – Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus
Ini adalah metode untuk mengetahui berat isi tanah basah dan kering pada jenis tanah halus. Data ini dibutuhkan untuk menghitung tekanan dan kestabilan tanah terhadap beban di atasnya. Biasanya digunakan pada proyek-proyek dengan tanah dasar berupa lempung atau lanau.
11. SNI 03-3638-1994 – Pengujian Kuat Tekan Bebas Tanah Kohesif
Tanah lempung memiliki kekuatan kohesi. Tes ini mengukur kemampuan tanah tersebut dalam menahan tekanan tanpa adanya pembatasan gerakan lateral. Pengujian ini penting untuk mendesain fondasi pada tanah kohesif.
12. SNI 03-6427-2000 – Uji Basah dan Kering Campuran Tanah Semen
Ketika tanah dicampur dengan semen untuk stabilisasi, uji ini menentukan daya tahan terhadap perubahan kadar air. Tes ini mengevaluasi apakah campuran tersebut tetap kuat setelah siklus pembasahan dan pengeringan, atau justru mengalami degradasi. Hasilnya berguna untuk memastikan kestabilan campuran tanah-semen, terutama pada jalan atau lapisan dasar yang terkena air.
13. SNI 03-6795-2002 – Pengujian Tanah Ekspansif
Tanah ekspansif bisa membengkak saat basah dan menyusut saat kering. Sangat berbahaya untuk struktur di atasnya jika tidak terdeteksi sejak awal. SNI ini mengatur metode untuk mengetahui seberapa besar potensi ekspansi dari tanah tersebut. Hasilnya digunakan dalam desain fondasi bangunan dan saluran agar tetap aman terhadap pergerakan tanah.
14. SNI 03-6887-2002 – Pengujian Kuat Tekan Bebas Campuran Tanah Semen
Sama seperti pengujian kuat tekan bebas tanah kohesif, tapi kali ini pada campuran tanah dan semen. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah stabilisasi tanah dengan semen memberikan kekuatan yang memadai.
Biasanya dilakukan pada proyek jalan dan bandara.
15. SNI 19-6426-2000 – Pengujian pH Pasta Tanah-Semen
Reaksi kimia antara tanah dan semen sangat dipengaruhi oleh pH-nya. SNI ini mengatur cara mengukur pH pasta tanah-semen untuk memastikan stabilisasi berjalan optimal. Jika pH tidak sesuai, kekuatan struktur bisa menurun.
Selain daftar SNI di atas, ada banyak uji pelengkap yang juga penting. Misalnya uji permeabilitas tanah untuk mengetahui kemampuan tanah dalam meresapkan air, atau uji konsolidasi tanah yang berguna untuk mengetahui seberapa besar penurunan yang akan terjadi karena beban.
Baik Anda kontraktor, konsultan, atau pelaku konstruksi skala kecil, menguasai SNI pengujian tanah adalah langkah awal untuk memastikan proyek berjalan lancar dan aman.
Dengan mengikuti setiap metode yang sesuai SNI, Anda bisa menghindari banyak masalah—dari keretakan struktur, kegagalan fondasi, sampai kerugian biaya yang tidak sedikit.
Butuh peralatan pengujian tanah? PT Garuda Teknik Asia menyediakan berbagai alat pengujian tanah yang lengkap, akurat, dan sesuai standar SNI.
Hubungi kami sekarang untuk konsultasi dan penawaran terbaik—karena kualitas proyek Anda dimulai dari tanah yang teruji sempurna!