4 Material Beton Utama Agar Bisa Kokoh dan Kuat
Kerap Anda jumpai sebagai elemen utama dari konstruksi sebuah bangunan, apa saja material penyusun beton? Informasi selengkapnya tentang material beton bisa Anda selengkapnya bisa Anda dapatkan di sini.Â
Seperti yang Anda ketahui, beton adalah entitas utama yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi dalam pembangunan prasarana. Misalnya untuk membangun jembatan layang serta gedung-gedung tinggi.
Penggunaan beton ini bukan tanpa alasan yang tidak berdasar. Pemilihan penggunaan beton ini sendiri oleh teknik sipil pilih karena fungsi beton yang sangat berguna dalam menopang tekanan yang cukup besar. Lantas, material beton apa saja?
Material Beton

Secara keseluruhan, terdapat beberapa jenis beton yang orang-orang gunakan dalam konstruksi bangunan. Setiap jenis beton ini terbuat dari material yang berbeda-beda.
Namun demikian, secara umum pembuatan beton ini terdiri atas tiga material utama yakni air, semen, dan juga agregat (kerikil atau pasir). Namun dalam beberapa kasus juga ada penambahan zat khusus guna membuat beton yang sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
Informasi selengkapnya mengenai material penyusun beton adalah sebagai berikut:
1. Semen
Materi beton teknik sipil yang pertama adalah semen. Memiliki wujud serbuk, semen yang nantinya diberi air akan berubah wujud menjadi pasta yang bisa merekatkan bahan-bahan padat seperti kerikil dan juga pasir.
Memiliki sifat hidrolis, semen akan mengalami proses pengerasan bersama dengan bahan-bahan yang tercampur bersamanya setelah terkena air.
Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis semen yang umum orang pakai untuk membuat beton. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
- Normal Portland Cement. Jenis semen yang paling umum orang gunakan. Umumnya orang pakai untuk membangun rumah atau gedung bertingkat.
- Modified Portland Cement. Semen yang orang pakai dalam konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap panas hidrasi sedang dan juga sulfat. Misalnya untuk pembangunan bangunan dekat wilayah pantai.
- High Early Strength Portland Cement. Untuk konstruksi yang membutuhkan kekuatan tekan awal yang cukup tinggi pada fase permulaannya. Biasanya untuk konstruksi bangunan tingkat tinggi atau banguan dalam air.
- Low Heat Portland Cement. Jenis beton ini umum orang gunakan untuk untuk kebutuhan pembangunan yang kenaikan panasnya harus diminimalkan. Umumnya untuk membangun tanggul atau bendungan dan lapangan udara.
- Sulfate Resisting Portland Cement. Jenis semen yang satu ini berguna untuk membangun sarana yang terletak di tanah atau air yang memiliki kandungan sulfat tinggi. Misalnya untuk membangun instalasi tempat limbah pabrik, sarana dalam air, atau jembatan.
2. Agregat
Material pembuatan beton yang selanjutnya adalah agregat. Agregat terdiri atas dua jenis, yakni agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir). Pada umumnya, komposisi agregat yang orang pakai dalam campuran beton adalah sekitar 60% hingga 70%.
Dalam pencampurannya, penggunaan agregat halus dan kasar harus tepat komposisinya agar beton utuh dan juga rapat. Perlu Anda ketahui agregat halus memiliki fungsi mengisi celah antara agregat berukuran besar atau kasar. Selain jenis dan komposisi, gradasi atau distribusi ukuran partikel agregat juga memainkan peranan penting dalam kualitas beton. Gradasi yang baik memungkinkan campuran beton menjadi lebih rapat, mengurangi rongga udara, dan meningkatkan kekuatan struktural. Sebaliknya, gradasi yang buruk dapat membuat beton kurang homogen dan lebih mudah retak.
Untuk mengetahui gradasi agregat dapat dilakukan pengujian analisis ayakan (sieve analysis) dengan peralatan khusus seperti sieve shaker
dan set ayakan berbagai ukuran untuk memudahkan dan mempercepat proses analisis gradasi guna memastikan distribusi ukuran partikel sesuai dengan standar teknis ASTM atau SNI.
3. Air
Meski sering dianggap sepele, air sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam pembuatan beton, terutama dalam proses hidrasi semen yang menghasilkan kekuatan beton. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Penambahan air terhadap semen dan agregat berfungsi sebagai perekat dan pelumas yang menjadikan campuran tersebut lebih mudah diproses dan dipadatkan.
Untuk penggunanya sendiri, penambahan air dalam proses pembuatan beton tidak boleh sembarangan. Terlalu banyak air bisa mempengaruhi kualitas beton yang dibuat. Oleh karena itu, pemahaman dan pengaturan proporsi air dalam campuran beton sangatlah penting untuk memastikan kekuatan dan kualitas beton yang optimal.
Berbicara tentang kualitas beton, orang biasanya akan melakukan perencanaan campuran beton (mix design) untuk memenuhi persyaratan proyek konstruksi, kemudian campuran beton tersebut akan diuji terlebih dahulu dalam skala kecil menggunakan Laboratory Concrete Mixer. Â
Setelah melakukan pencampuran, biasanya beton segar akan diuji kualitas atau konsistensi campurannya melalui slump test menggunakan peralatan slump test set. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil campuran atau komposisi beton sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan.Â
Penting untuk Anda pahami, komposisi yang salah atau tidak sesuai akan berakibat pada ketidaksesuaian beton untuk pembangunan.
4. Zat Lain
Selian tiga bahan di atas, dalam pembuatan beton juga ada penambahan zat seperti retarder dan accelerator. Retarder berguna untuk memperlambat pengerasan adukan beton. Sedangkan accelerator untuk mempercepat pengerasan beton.
Itulah beberapa material beton. Secara keseluruhan material yang orang butuhkan untuk membuat beton adalah air, semen dan agregat. Namun dalam beberapa kondisi juga ditambahkan zat tertentu seperti retarder dan accelerator.