hammer test beton

Hammer Test Beton : Solusi Efektif  untuk Pengujian Kekuatan Beton

Punya hammer test beton bisa mengefisienkan anggaran proyek Anda. Sebab, di lapangan ada banyak kasus ambruknya beton, baik karena konstruksi pendukung yang tidak seharusnya, atau karena kualitasnya sendiri[1]. Terbayangkan bagaimana kerugian dan penanganan setelah kerusakan tersebut?

Oleh karena itu, Anda membutuhkan test tersebut agar tahu kelayakan dari ketahanan beton yang Anda pakai, sehingga bisa meminimalisir risiko buruk. Adapun detail dari penjelasannya bisa Anda ikuti dalam ulasan di bawah ini, termasuk prosedur pengetesan hingga pembacaan hasilnya. 

Apa Itu Hammer Test?

Definisi hammer test beton

Hammer test beton adalah prosedur pengetesan non-destruktif untuk memvalidasi mutu beton yang sudah mengeras. Nama lain dari hammer test ialah Schmidt Hammer atau Rebound Hammer. 

Pengetesan ini dengan cara melentingkan palu kecil ke lapisan atas beton dan menghitung tingkat lentingannya. Meskipun terkesan sederhana, prosedur tersebut punya banyak keuntungan dalam dunia konstruksi, seperti: 

  • Prosedur pengetesan hanya dalam hitungan detik, tanpa perlu merusak struktur beton.
  • Alat ini mudah Anda bawa ke banyak lokasi proyek.
  • Pengetesan ini jauh lebih ekonomis daripada prosedur pengetesan destruktif lainnya.
  • Hasil tes bisa Anda andalkan untuk memperhitungkan ketahanan beton dalam tingkat presisi yang tinggi.

Fungsi Hammer Test

Fungsi hammer test beton

Alat dan prosedur ini menjadi andalan dalam memastikan tingkat safety dan ketangguhan struktur beton. Sebab, berfungsi pada banyak aspek, seperti di bawah ini. 

1. Menilai Mutu

Berfungsi untuk mengevaluasi mutu beton yang telah mengeras. Dengan melentingkan palu kecil ke permukaan beton dan menghitung tingkat lentingannya. Sehingga, bisa menghasilkan visualisasi tentang kekerasan dan ketahanan beton.

2. Memperhitungkan Ketahanan Tekan

Hasil dari pengetesan ini, bisa dikonversikan guna memperhitungkan nilai kuat tekan beton. Yakni sebuah indikator penting yang menentukan kemampuan beton menahan beban. Hal itu mempermudah proses validasi antara kesesuaian beton Vs spesifikasi desain. 

3. Mendeteksi Masalah

Mampu mendeteksi lokasi beton yang lemah atau rusak, seperti akibat pembekuan, kebakaran, atau cacat konstruksi. Hal ini memungkinkan prosedur pencegahan dini dan renovasi yang tepat, guna mencegah kegagalan struktur lebih parah.

4. Memantau Kondisi Beton Seiring Waktu

Pengetesan secara berkala berfungsi dalam memantau perubahan ketahanan beton seiring waktu. Ini penting guna memastikan kelayakan struktur dan menentukan waktu yang tepat agar melakukan perbaikan atau renovasi.

5. Mengevaluasi Keseragaman Beton

Berfungsi dalam memvalidasi keseragaman beton di seluruh area struktur. Hal ini menjadikan proses identifikasi potensi kelemahan lebih mudah. Juga  dalam memastikan kualitas konstruksi yang konsisten.

“Jadi, bisa disimpulkan, bahwa alat dan prosedur sederhana ini sangatlah vital. Lantaran menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan terkait struktur beton.“

Prinsip Kerja Hammer Test

Prinsip kerja hammer test beton

Prosedur ini tidaklah destruktif yang sampai merusak sampel beton, sebab prinsip kerjanya ialah mengacu pada hukum fisika tentang energi kinetik. 

1. Prinsip Kerja

Yakni pada alat yang bernama palu pantul dipakai untuk menambahkan beban tumbukan pada lapisan atas beton. Nah, massa di dalam palu terlepaskan memakai energi tertentu, dan saat menumbuk beton, massa tersebut akan memantul kembali. 

Jadi, semakin keras betonnya, semakin besar pula energi yang terlentingkan kembali. Kemudian, semakin tinggi pula nilai lentingan yang terukur pada skala alat. Dari nilai lentingan ini kemudian dikorelasikan bersama kuat tekan beton, sehingga bisa menghasilkan visualisasi tentang ketangguhannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Hammer Test

Meskipun terkesan sederhana, beragam faktor bisa saja memengaruhi hasil pengetesan, yaitu:

  • Jenis palu – Berbagai jenis palu punya desain dan energi tumbukan yang berbeda, sehingga menghasilkan skala pengukuran yang berbeda pula.
  • Posisi dan arah pengetesan – Lapisan atas beton yang tidak rata, adanya tulangan, atau sudut pengetesan yang miring bisa berpengaruh pada hasil lentingan.
  • Kondisi beton – Umur, kelembaban, dan suhu beton bisa berpengaruh pada kekerasan dan porositasnya, sehingga memengaruhi hasil lentingan.

Tips Memperoleh Hasil Hammer Test Beton yang Valid

Tipe memperoleh hasil hammer test beton yang akurat

Meskipun terbilang mudah prosedur pemakaiannya, hasil tes yang valid sangat bergantung pada teknik pelaksanaan yang tepat. Oleh karena itu, sebagai pertimbangan, ikuti beragam tips di bawah ini guna mencapai hasil yang valid. 

1. Gunakan Palu yang Tepat

Syarat hammer test beton paling utama ialah pilihlah palu yang sesuai pada jenis beton yang diuji. Perhatikan skala pengukuran dan energi tumbukan palu, serta pastikan kondisinya baik dan terkalibrasi.

2. Siapkan Permukaan Beton

Bersihkan lapisan atas beton dari debu, kotoran, atau cat yang bisa berpengaruh pada  hasil lentingan. Pastikan lapisan atas rata dan bebas dari retakan besar. Jika ada tulangan yang dekat ke lapisan atas, hindari area tersebut saat pengetesan.

3. Pilih Area yang Representatif

Pilihlah lokasi pengetesan yang representatif pada kondisi beton yang seragam. Hindari area sudut, tepi, atau sambungan beton, karena bisa menghasilkan nilai lentingan yang tidak presisi.

4. Lakukan Secara Benar

Pegang palu dengan tegak lurus terhadap lapisan atas beton. Tekan palu memakai gaya yang konsisten pada setiap pengetesan. Catat nilai rebound yang tertampilkan pada skala alat.

5. Lakukan Berulang

Lakukan minimal 5-10 pengetesan di lokasi yang sama demi memperoleh nilai rata-rata. Hal ini meminimalkan kesalahan pengukuran dan menaikkan keandalan hasil.

6. Gunakan Tabel atau Kurva Konversi yang Tepat

Konversikan nilai rebound rata-rata menjadi perkiraan kuat tekan beton memakai tabel atau kurva konversi yang sesuai pada jenis palu dan kondisi beton. Pastikan tabel atau kurva konversi tersebut terbaru dan valid.

7. Pertimbangkan Faktor-faktor Lain

Perhatikan faktor-faktor lain yang isa berpengaruh pada hasil pengetesan, seperti umur beton, kelembaban, dan suhu. Jika memungkinkan, lakukan pengetesan pada beton dalam usia dan kondisi yang sama guna memperoleh perbandingan yang lebih valid.

Cara Melakukan Hammer Test Beton 

Cara melakukan hammer test beton 

Agar mencapai hasil yang tepat, penting untuk mengikuti prosedur pengetesan yang sesuai standar. Misalnya saja dalam prosedur umum pengetesan di bawah ini. 

1. Persiapan

  • Palu yang sesuai pada jenis beton yang Anda uji. 
  • Pastikan lapisan atas beton yang akan diuji bersih, kering, dan bebas dari kotoran, debu, atau cat.
  • Lapisan atas beton harus rata dan bebas dari retakan besar.
  • Hindari area pengetesan yang dekat ke tulangan atau sambungan beton.

2. Prosedur / Cara Hammer Test Beton 

  • Pertama, buatlah tanda grid pada lapisan atas beton melalui jarak antar titik minimal 15 cm.
  • Pastikan titik-titik pengetesan berada minimal 20 mm dari tepi beton dan minimal 30 mm dari tulangan.
  • Pegang palu secara tegak lurus terhadap lapisan atas beton pada titik yang telah ditandai.
  • Tekan palu memakai gaya yang konsisten pada setiap pengetesan.
  • Catat nilai rebound yang ditunjukkan pada skala alat.
  • Lakukan minimal 5-10 pengetesan pada setiap titik grid demi memperoleh nilai rata-rata.

3. Interpretasi Hasil

  • Cara membaca hasil hammer test beton ialah dengan mengkonversikan nilai rebound rata-rata menjadi perkiraan kuat tekan beton. Yakni, dengan memakai tabel atau kurva konversi yang sesuai pada jenis palu dan kondisi beton, contohnya seperti ini:
Contoh Tabel hasil hammer test beton 
  • Bandingkan nilai kuat tekan beton yang diperoleh Vs spesifikasi kuat tekan beton yang telah ditentukan dalam desain struktur.
  • Jika nilai kuat tekan beton lebih rendah dari spesifikasi, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut guna menentukan penyebabnya dan tindakan yang diperlukan. 

Sebagai catatan, pengetesan ini hanya menghasilkan estimasi kuat tekan beton. Sehingga, Untuk hasil yang lebih definitif, diperlukan uji laboratorium pada sampel beton. Selain itu, hasil uji juga berbeda, tergantung pada jenis palu yang dipakai. 

Rekomendasi Alat Hammer Test Beton

Rekomendasi hammer test beton 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memakai peralatan yang sudah terstandarisasi dan juga terkalibrasi. Sehingga, bisa valid dan menampilkan data yang sesuai kenyataan. 

Garuda Testing, sebagai penyedia alat-alat untuk kebutuhan konstruksi, geodesi, dan sejenisnya, merekomendasikan beragam hammer test beton SNI untuk mempermudah Anda dalam proses kontrol kualitas konstruksi, yakni :

Kedua alat di atas bisa Anda pakai untuk hammer test beton yang valid lantaran sudah tersertifikasi dan terkalibrasi. Selain itu, di Garuda Testing pun tersedia beragam alat lain yang bisa Anda gunakan untuk mendukung pengerjaan proyek/penelitian Anda. Bangun struktur yang kokoh dan aman dengan Garuda Testing!

Similar Posts