mutu beton

Mutu Beton: Definisi, Standar, Tabel Klasifikasi, dan Jenisnya

Jika dibandingkan dengan bahan bangunan lain, beton cukup populer di kalangan masyarakat umum. Hanya saja, banyak dari Anda yang belum tahu jika mutu beton bisa berbeda. Padahal, informasi ini sangat vital karena punya pengaruh besar pada kualitas, kekuatan, dan kekokohan bangunan.

Bila Anda merasa penasaran soal apa pengertian mutu beton dan bagaimana standarnya, informasi lengkapnya bisa Anda temukan di sini. Pun begitu dengan informasi tentang tabel SNI, jenis dan klasifikasi, serta cara-cara menguji kualitasnya agar sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. 

Definisi Mutu Beton

apa pengertian mutu beton

Jika menilik dari arti literalnya, mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda.[1] Anda juga akan mengenalnya dengan istilah “kualitas”. Maka dari itu, singkatnya mutu beton adalah kualitas beton. Kualitas ini diukur berdasarkan berat jenis beton, kekuatan tekanan, campuran bahan, dan perbandingan agregat. 

Standar Mutu Beton

mutu beton adalah

Setelah tahu definisinya, Anda juga perlu paham standar mutu beton menurut SNI. Seluruh daerah di Indonesia memakai SNI 2847:2019.[2] Anda bisa menemukan rencana dan pelaksanaan pembangunan gedung atau bangunan lainnya dengan struktur mirip gedung, seperti jalan dan landasan. 

Jenis Mutu Beton

 jenis mutu beton

Menurut SNI 2847:2019, jenis mutu beton ada banyak dan beragam. Simbolnya adalah “K”, yang merujuk pada nilai kekuatan tekanan dan akan dihitung per cm2. Lalu, di belakang simbol K ada angka, mulai dari 100 hingga 500. Semakin besar angkanya, maka akan semakin bagus pula kualitasnya 

Pasalnya, angka yang ada di belakang huruf K merujuk pada beban yang bisa ditahan oleh beton per kg. Misalnya, jika mutunya adalah K-500, maka beton tersebut bisa menahan beban atau tekanan hingga 500 kg/cm2.

Selain simbol “K,” Anda juga akan mengenal istilah kuat tekan beton yang dinyatakan sebagai f’c. Perbedaan utama antara mutu beton “K” dan “f’c” terletak pada bentuk dan ukuran sampel uji. Mutu beton “K” diuji menggunakan kubus berukuran 15x15x15 cm, sedangkan f’c diuji dengan silinder berukuran 15×30 cm. 

Dalam perkembangan standar di Indonesia, sistem “K” sebelumnya digunakan dalam standar lama, sedangkan SNI 2847:2019 telah mengadopsi f’c, menggantikan sistem “K” agar lebih selaras dengan standar internasional, seperti ACI 318. 

Sebagai tambahan, hasil uji kuat tekan beton menggunakan kubus umumnya lebih tinggi sekitar 20–25% dibandingkan dengan silinder, karena bentuk kubus lebih tahan terhadap tekanan. Oleh karena itu, dalam perancangan struktur beton bertulang, penggunaan nilai f’c berdasarkan uji silinder lebih representatif terhadap kekuatan beton dalam kondisi sebenarnya.

Jadi, orang-orang di lapangan lebih sering menggunakan klasifikasi mutu beton menurut SNI yang baru, yaitu klasifikasi K. Sudah jarang ada orang yang menggunakan klasifikasi yang lama. 

Klasifikasi atau Kelas Mutu Beton 

klasifikasi mutu beton

Pada penjelasan di atas, Anda mungkin sudah punya gambaran bahwa ada beberapa klasifikasi mutu beton di Indonesia. Hampir semua pekerja konstruksi menggunakan klasifikasi ini. Mereka mengenalnya dengan istilah “kelas”. Semakin tinggi kelasnya, maka kualitasnya pun akan semakin baik. 

Supaya lebih jelas, informasi yang lebih lengkapnya bisa Anda temukan di bawah! 

1. Kelas I

Mutu beton kelas I (K-100 hingga K-200) umumnya digunakan untuk elemen non-struktural, seperti lantai dasar rumah sederhana dan jalan ringan yang tidak menerima beban berat. 

Pekerjaan dengan mutu beton ini tidak memerlukan keahlian tingkat tinggi, tetapi tetap membutuhkan pemahaman dasar tentang pencampuran dan perawatan beton agar kualitasnya tetap terjaga. Pengawasan dapat dilakukan dengan tingkat ketelitian yang lebih ringan dibanding mutu beton yang lebih tinggi.

Contoh pembangunan yang termasuk ke dalam kelas ini adalah pembuatan jalan biasa dan lantai dasar untuk rumah satu lantai sederhana. Pasalnya, pembangunan tersebut tidak memberikan tekanan maupun beban yang terlalu berat. 

2. Kelas II

Mutu beton kelas II (K-225 hingga K-275) digunakan untuk elemen struktural ringan hingga menengah, seperti lantai dan dinding bangunan bertingkat rendah, jalan dengan beban lebih besar, serta infrastruktur seperti flyover dan underpass. 

Beton kelas ini memerlukan tenaga kerja yang lebih terampil dibanding kelas I, dan proses pencampuran serta pengecoran harus lebih diawasi agar mencapai mutu yang diharapkan. 

Pengujian laboratorium seperti slump test dan uji kuat tekan sangat disarankan untuk menjamin kualitas beton.

3. Kelas III

Beton pada kelas ini cocok untuk proyek yang lebih besar, karena terdiri dari kualitas K-325, 350, 375, 450, dan 500. Jadi, hasil bangunannya akan lebih kokoh dan kuat. Maka dari itu, jika Anda ingin kualitas beton terbaik, maka Anda bisa memilih kelas III. 

Selain untuk konstruksi rumah dan gedung lain yang sejenisnya, Anda juga bisa membuat landasan pesawat karena kualitasnya baik. Anda pun dapat membuat dermaga, area parkir untuk mobil besar dan, saluran air, serta balok jembatan di kelas ini.

Hanya saja, Anda perlu tenaga ahli profesional, karena perlu komposisi khusus yang lebih kompleks daripada kedua kelas lainnya. Anda pun perlu memeriksa dan mengawasi proses konstruksi dengan lebih ketat, serta menyediakan lab konstruksi khusus selama pembangunan. 

Tabel Mutu Beton

tabel mutu beton SNI

Hal lain yang tidak kalah penting untuk Anda ketahui adalah tabel mutu beton SNI. Pasalnya, tabel ini akan menunjukkan komposisi bahan campuran agar mutu hasil bangunan sesuai apa yang diharapkan. Tabel tersebut adalah:

Mutu Beton(K)Air(Liter)Pasir(Kg)Semen(Kg)Kerikil(Kg)W/C Ratio
1002158692479990,87
12521582827610120,78
15021579929910170,72
17521576032610290,66
20021573135210310,61
22521569837110470,58
25021569238410390,56
27521568440610260,53
30021568141310210 52
32521567043910060,49
35021566744810000,48

Cara Menguji Mutu Beton

mutu beton menurut SNI

Anda bisa menguji kualitas beton secara rutin untuk memastikan bahwa proses pembangunan sudah sesuai dengan rencana. Biasanya, proses pengujian ini dilakukan saat beton masih berbentuk cair hingga padat. Jika sudah padat, Anda bisa mengujinya pada umur 3, 14, 28, dan 90 hari. 

Pada saat teksturnya masih cair, Anda bisa menggunakan slump test set. Alat ini berfungsi untuk mengukur konsistensi dan juga kekentalan campuran beton segar. Tujuannya agar kualitasnya sudah sesuai untuk pengaplikasian pada konstruksi tertentu. 

Selain itu, Anda juga perlu menguji tekanan beton dengan menggunakan compression machine 2.000 KN analog atau digital compression machine 2.000 KN. Sebab, Anda perlu memastikan dan mengawasi mutunya agar sesuai dengan apa yang Anda inginkan dan mendapatkan hasil maksimal. 

Jika bangunan sudah jadi, Anda tetap bisa menguji beton pada 90 hari pertama. Lebih tepatnya pada hari ke-3, 14, 28, dan 90. Caranya adalah dengan menggunakan hammer test beton atau hammer test beton elektrik. Alat ini berfungsi untuk menguji kualitas beton tanpa harus merusak bangunan.

Itulah beberapa alat yang bisa Anda gunakan untuk menguji mutu beton. Semua alat tersebut bisa Anda dapatkan di Garuda Teknik dengan kualitas terbaik. Meskipun kualitas produknya sangat baik, namun Anda bisa mendapatkan semuanya dengan harga terjangkau di sini. Jadi, ayo hubungi kami sekarang juga! 

Similar Posts