CBR Adalah Parameter Penting Pembangunan Jalan Aman dan Tahan Lama
Dalam pembangunan proyek, CBR adalah salah satu komponen yang berperan penting. CBR adalah parameter yang dipakai untuk mengukur ketahanan tanah dalam menahan beban. Sehingga, hasilnya bisa jadi landasan penting saat perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jalan.
Kenapa ini perlu Anda lakukan? Sebab, dalam membangun jalan yang aman dan stabil, perlu tahu kekuatan tanah di lokasi proyek terlebih dahulu.
Oleh karena itu, mari simak pembahasan secara lengkap terkait CBR, mulai dari pengertian, tujuan pengujian, klasifikasi nilainya, hingga prosedurnya.
Definisi CBR (California Bearing Ratio)
CBR adalah sebuah indeks yang dipakai dalam rekayasa geoteknik untuk mengukur ketahanan tanah dalam mendukung beban.
Secara lebih detail, CBR adalah kepanjangan dari perbandingan antara beban yang diperlukan untuk penetrasi sampel tanah. Yakni sebesar 0,1 inci (2,54 mm) atau 0,2 inci (5,08 mm) dengan beban standar yang diperlukan untuk penetrasi batu pecah standar pada kedalaman yang sama.
Sedangkan batu pecah standar ini punya spesifikasi tertentu yang telah ada aturannya dalam standar pengetesan CBR. Kemudian, untuk nilai dari CBR sendiri terpresentasikan dalam prosentase. Hasilnya ialah, semakin besar nilai CBR, maka semakin kuat pula daya dukung tanah.
Tujuan Pengujian CBR
Pemakaian CBR adalah untuk menilai kekuatan subgrade jalan, terutama pada lapisan tanah dasar yang berada di bawah lapisan perkerasan. Adapun tujuan lainnya bisa Anda simak dalam ulasan di bawah ini.
1. Daya Dukung Tanah Dasar untuk Perencanaan Ketebalan Perkerasan Jalan
Ketika sudah mengetahui nilai CBR tanah dasar, maka bisa pula memprediksi beban maksimum yang dapat tanah tersebut tampung. Kemudian, berdasarkan perkiraannya, maka ketebalan perkerasan jalan dapat Anda hitung memakai rumus-rumus empiris yang telah ada.
2. CBR adalah untuk Mengevaluasi Kesesuaian Bahan Konstruksi
CBR adalah salah satu media untuk untuk mengevaluasi kesesuaian bahan konstruksi pada lapisan subgrade, base course, dan subbase course dalam konstruksi jalan. Mengingat, setiap lapisan tersebut punya persyaratan CBR minimum yang harus terpenuhi agar bisa menjamin stabilitas dan kinerja perkerasan jalan.
3. Membandingkan Kekuatan Tanah di Lokasi yang Berbeda
Lokasi dengan perolehan nilai CBR adalah yang lebih kuat dan stabil. Sehingga, lebih aman dan tahan lama untuk menopang beban konstruksi.
Oleh karena itu, melaksanakan pengetesan di beberapa lokasi sebelum memulai proyek konstruksi merupakan langkah yang sangat penting untuk menjamin keamanan dan ketahanan konstruksi yang dibangun.
4. Memonitor Perubahan Kekuatan Tanah
Kekuatan tanah bisa berubah lantaran berbagai faktor, seperti perubahan kadar air, kepadatan tanah, dan beban yang diterima. Oleh karena itu, melaksanakan pengetesan CBR adalah wajib untuk dilakukan secara berkala merupakan langkah yang sangat penting untuk memastikan jalan tetap aman dan nyaman bagi penggunanya.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai CBR
Nilai CBR tidak hanya bergantung pada jenis tanah, tetapi juga terpengaruh oleh beberapa faktor lain, yaitu:
1. Jenis Tanah
Jenis tanah punya pengaruh yang signifikan terhadap nilai CBR. Pasir umumnya punya nilai CBR yang lebih besar daripada lempung dan lanau. Hal tersebut terjadi karena pasir punya butir yang lebih besar dan lebih rapat. Sehingga, lebih kuat dan stabil daripada tanah lempung dan lanau yang punya butir lebih kecil dan lebih longgar.
2. Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi nilai CBR. Semakin besar kadar air tanah, maka semakin rendah nilai CBR. Hal ini terjadi karena air meminimalisir gesekan antar butiran tanah, sehingga tanah menjadi lebih mudah deformasi dan kehilangan kekuatannya.
3. Kepadatan Tanah
Kepadatan tanah juga punya pengaruh yang signifikan terhadap nilai CBR. Yakni, semakin padat tanah, semakin besar nilai CBR. Nah, hal ini terjadi lantaran kepadatan tanah yang besar menaikkan gesekan antar butiran tanah, mengakibatkan tanah menjadi lebih kuat dan stabil.
4. Kandungan Bahan Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah bisa menurunkan nilai CBR. Mengingat, bahan organik mudah terurai dan meminimalisir gesekan antar butiran tanah. Sehingga tanah jadi lebih mudah deformasi dan kehilangan kekuatannya.
5. Faktor Lain
Selain faktor-faktor di atas, beberapa faktor lain yang juga bisa mempengaruhi nilai CBR adalah:
- Mineralogi tanah
- Struktur tanah
- Tekanan lateral tanah
- Suhu tanah
“Kesimpulannya, nilai CBR merupakan parameter yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berkat memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka bisa mengambil keputusan yang tepat dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi.”
Tabel Nilai CBR
Nilai CBR adalah dibedakan berdasarkan persentase terhadap nilai CBR standar untuk batu pecah, yang umumnya sebagai bahan yang sangat kuat. Sedangkan untuk klasifikasi nilai CBR umum, bisa Anda pakai sebagai panduan awal dalam menilai kekuatan tanah dan memastikan ketebalan perkerasan jalan yang Anda perlukan.
Berikut adalah klasifikasi nilai CBR yang umum:
Klasifikasi | Nilai CBR (%) | Keterangan |
Sangat Lemah | < 5 | Tanah tidak cocok untuk konstruksi jalan. |
Lemah | 5 – 10 | Tanah membutuhkan stabilisasi atau perkuatan sebelum dipakai untuk konstruksi jalan. |
Cukup | 10 – 20 | Tanah dapat dipakai untuk konstruksi jalan memakai perkerasan yang lebih tebal. |
Baik | 20 – 30 | Tanah dapat dipakai untuk konstruksi jalan memakai perkerasan yang normal. |
Sangat Baik | > 30 | Tanah sangat kuat dan dapat dipakai untuk konstruksi jalan memakai perkerasan yang tipis |
Perlu Anda ingat bahwa klasifikasi ini hanya panduan umum, dan nilai CBR yang sebenarnya bisa bervariasi tergantung pada faktor-faktor lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk melaksanakan pengetesan CBR di lokasi proyek agar memperoleh nilai CBR yang akurat dan andal.
Selain klasifikasi di atas, beberapa sumber juga memakai klasifikasi yang mungkin saja berbeda angkanya. Misalnya standar nilai CBR bina marga ini .
Prosedur Pengujian CBR
Prosedur pengetesan CBR secara umum terbagi atas beberapa langkah berikut:
1. Persiapan Sampel Tanah
- Pertama, ambil sampel tanah yang representatif dari lokasi proyek.
- Dalam proses ini, pastikan sampel tanah bebas dari batu, kerikil, dan akar tanaman.
- Setelah itu, haluskan sampel tanah dan saring melalui saringan standar dengan ukuran butiran maksimum 4,75 mm.
- Kemudian, campurkan tanah bersama air hingga mencapai kadar air optimum.
- Terakhir, padatkan tanah dalam cetakan standar memakai alat pemadatan standar.
2. Uji Penetrasi
- Jika sampel sudah siap, maka pasang cetakan tanah pada alat penguji CBR.
- Setelah itu, turunkan alat penetrasi standar ke permukaan tanah dengan kecepatan 0,05 inci per menit.
- Catat beban yang harus ada untuk penetrasi 0,1 inci (2,54 mm) dan 0,2 inci (5,08 mm).
3. Perhitungan Nilai CBR
Hitung nilai CBR memakai rumus berikut:
Nah, standar nilai CBR untuk jalan yang dipakai adalah nilai rata-rata dari kedua perhitungan di atas.
4. Interpretasi Hasil
- Bandingkan nilai CBR bersama klasifikasi nilai CBR untuk memastikan kekuatan tanah.
- Gunakan nilai untuk memastikan ketebalan perkerasan jalan, kriteria penerimaan bahan konstruksi, atau untuk mengevaluasi stabilitas lereng dan timbunan tanah.
Perlu Anda ingat bahwa prosedur pengetesan CBR di atas adalah prosedur umum.
Prosedur yang lebih detail dapat ditemukan dalam standar pengetesan CBR yang berlaku, seperti SNI 1744:2012 untuk pengetesan CBR laboratorium dan SNI 1738:2011 untuk pengetesan CBR lapangan.
Terlepas dari cara pengetesan yang punya andil dalam angka yang dihasilkan, maka peran alatnya pun sangatlah memengaruhi hasilnya. Oleh karena itu, pastikan alat yang Anda pakai telah tersertifikasi dan terkalibrasi secara berkala.
Untuk memperoleh alat bermutu dan kualitas bagus, Anda bisa cek di Garuda Testing. Selain produk yang lengkap untuk berbagai keperluan dalam dunia konstruksi, geodesi maupun sejenisnya, di sana pun staff yang melayani fast respon. Dengan demikian, Anda pun bisa melakukan konsultasi dahulu guna memperoleh produk yang sesuai. Jadi, kalau berbicara soal CBR adalah alat untuk melihat kondisi tanah, maka Garuda Testing jawabannya.